Grebeg Jajanan Tradisional

(5/6) Minggu pagi saat melintas di jalan Jenderal Sutoyo, terlihat ada satu hal yang menarik. Tepatnya di depan Makam Pahlawan Tanjung Nirwana. Awalnya hanya terlihat kerumunan orang berjalan-jalan pagi seperti biasa. Namun di tengah gerbang Makam terbentang spanduk bertuliskan Grebeg Jajanan Tradisional.
Sejak 13 tahun menjadi warga Purwokerto, belum pernah sekali pun melihat acara seperti ini. Sebelumnya, jajanan pasar umumnya dijual di pasar tradisional. Para penjual jajanan tradisional berkumpul di sepanjang pagar makam. Mulai dari pedagang lopis, kamir, serabi, pecel. Hingga yang tidak ada hubungannya yaitu sebuah mobil terparkir sambil memajang banyak gas elpiji.
Masyarakat yang kebetulan melintas pun terlihat antusias “mampir”. Membeli berbagai jajanan atau hanya melihat-lihat acara yang baru pernah dilaksanakan ini. Sangat strategis memang bagi masyarakat yang lapar dan hendak sarapan setelah berjalan-jalan. Dari wujudnya memang tampak sangat spontan seperti pasar tumpah. Maka bukan tidak mungkin acara ini dapat terus berlansung. Bahkan dapat menjadi seperti gor satria yang menjadi pesta rakyat setiap Minggu Pagi.
Apalagi jika promosi Grebeg Jajanan Tradisional dikonsep layaknya produk keripik singkong asal Bandung yang naik daun via Twitter bernama Maicih. Hingga dapat menjangkau masyarakat di seluruh kota Purwokerto dan selalu dinanti kehadirannya. Didukung dengan sangat cepatnya masyarakat Purwokerto menerima unsur yang berbau kota besar termasuk gaya hidupnya.

Komentar