Wow, Ketemu Rhenald Kasali ! “Dunia Ini Milik Orang yang Mempersiapkan Diri!”

Cuma bisa di Forum Indoesia Muda.
Sore itu, 26 Oktober, jadi sore paling keren buatku. Belum selesai excitednya sama Pak Elmir. Udah dikasih Clue siapa yang bakal nyampein Keynote Speech. Pakar wirausaha, orang hebat negeri ini, inspirasi buat banyak orang, professor ekonomi dari UI. Wah, wah, wah. Keluar dari balik pintu. Putih, bersih, berkacamata, auranya kuat banget. RHENALD KASALI. Ya, orang yang belakangan ini sering nyelinap di antara doa-doaku. Dan, terkabul! Alhamdulillah.
Tampil enerjik, santai banget pake kaos warna ungu bergaris, pake celana jeans. Daaan, beruntungnya lagi. Berhasil dapet kursi barisan paling depan. Yuhu!. *udik.udik.udik. Masih nggak nyangka. Pengen banget bilang ke dosen kewurausahaan nih. Pak, ketemu orang yang selalu Bapak sebut sama puter videonya iniiii !. *aaaah, kagum banget sama Pak Rhenald. Tokoh wirausaha Indonesia. Beliau awali speechnya dengan ngajak kita refleksi. Kita, peserta FIM,
“Siapa kalian?”.
Menurut Pak Rhenald, kita ini Connecting Generation. Generasi penghubung. Penghubung antara generasi senior dengan modernitas. Dengan bekal teknologi dan informasi yang luas. Saking banyaknya pegetahuan yang dimiliki. Banyak yang tau sedikit, tapi ngomongnya banyak.
“Liat, sekarang orang yang baru tau sedikit, maunya jadi motivator. Saya paling ngga suka disebut motivator.”
Yiaa. Penobatan masyarakatlah yang menyebut Pak Rhenald jadi motivator. Sekarang, Jakarta Maluku udah bukan ukuran jam atau hari. Tapi detik. Bisa Skype, bisa video chat. Tapi, generasi penghubung ini ternyata juga
Generasi Bingung.
Generasi yang mulai kehilangan identitas dirinya. Membanggakan kapunyaan Amerika. Dijajah produk China. Makan hasil lahan bangsa lain. Garam impor, beras impor, kedelai impor.
“Kita ini Negara yang mata pelajarannya paling banyak, nggak heran banyak pelajar kesurupan”.
*Haha. Bener banget. Udah mata pelajarannya banyak. Premature lagi. Mata pelajaran yang di Eropa diajarkan buat calon mahasiswa diajarkan saat SMA atau bahkan SMP. Kaya missal Matriks, Integral, Diferensial.
“Memorize is not good thinking!”
Gimana ngga banyak pelajar yang akhirnya kendur pas masuk kuliah. Cari pelarian yang mereka suka. Bukan malah jadi maksimal. Makanya, olimpiade SD, SMP, SMA kita selalu sabet medali. Tapi kompetisi mahasiswa? Mulai surut. Bukan berarti juga jadi tertutup dengan dunia luar. “
Ke Luar negeri lah, liat ada apa disana”.
kita ditanya, siapa yang pernah ke luar negeri. Beberapa angkat tangan. Ada yang jawab ke Malaysia, Thailand, Inggris, bahkan Jerman. Ditanya lagi, siapa yang udah punya visa, angkat tangan lagi lebih banyak lagi. Dan akhirnya, siapa yang ngga punya visa, belum pernah ke luar negeri dan pengen ke laur negeri? Dengan mantap aku salah satu dari sedikit yang angkat tangan dengan mantap. Oke, tekadku bulat buat punya paspor yang sebenernya Cuma berharga 250 ribu. Kawinkan antarilmu pengetahuan dengan orang luar. Kita tahu, udah ada penambangan emas murni di bulan, di meteor. Itu hasil dari kawin teknologi tambang dengan fantasi. Leader projectnya Jack. Dengan manfaatin robot disana. Modal 20 Billion dollar. Hasilnya bisa 200 billion dollar.
“Dunia ini milik orang yang MEMPERSIAPKAN DIRI!”.
Begitu kata Pak Rhenald mantap. Mataku berbinar. Berapi-api natap Pak Rhenald. *sampe takut mungkin beliaunya. Hahaha. Sambil senyum, manggut mantap, ngikutin arah gerakannya. Tujuannya satu, biar inget. Yakinin aja bakal ada kesempatan lain yang lebih hebat buat ketemu Beliau. Mempersiapkan diri untuk keberhasilannya. Mempersiapkan diri juga untuk kemungkinan terburuk. Singapura, tidak punya laan. Tidak punya sumber daya bisa maju. Padahal tahun 60an sama-sama melarat. Bahkan lebih miskin dari Indonesia. Tapi, Singapura mempersiapkan generasi mudanya. Melihat peluang. Memanfaatkan masalah mereka. Jadilah sekarang Negara dengan ekonomi yang kuat. Ini dia yang paling menarik. Tentang konsep Beliau mengenai Takdir dan Nasib. “Manusia bisa bereaksi terhadap Takdir”. Mantap Beliau ucapkan. Takdir itu yang pasti hanya 20%. Sisanya, 80% adalah reaksi kita terhadapnya. “lampu merah tidak bisa diubah, tapi reaksinya bisa.” Kita gagal masuk PTN, itu takdir. Tapi reaksi kita, sedih, putus asa, menyerah, itu 80% lebih menentukan masa depan kita selanjutnya. Kita bangkit lagi. Kita berjuang lagi. Kita tidak mengubah takdir. Tapi kita mencari pintu lain. “Ada stimulus tentu ada respon. Tapi di tengahnya ada Power”. Power inilah yang kata Beliau akan menentukan 80% dari respon yang kita dapat dari takdir kita. Power ini isinya apa yang kita lakuin (do what?), pikiran kita (think) dan perasaan kita (feel). Sama halnya seperti konsep masa lalu dan masa depan. Masa lalu tidak bisa diubah. Tapi masa depan bisa direncanakan. Masa lalu hanya berbobot 10% dari hidup kita sekarang. Sementara masa depan adalah 90% dari hidup kita sekarang. “Melakukan perubahan is not easy. Tapi, landasilah perubahan itu untuk bermanfaat bagi orang lain, maka akan jadi lebih mudah”.
“Cycle of love. Segala sesuatu saling berhubungan”.
Video pun diputar. Diceritakan gimana satu orang berbuat kebaikan, orang yang menerima kebaikan itu, bakal nyalurin kebaikan juga buat orang lain. Pekerja gorong-gorong bantu anak yang jatuh dari skateboardnya. Anak itu ngebantu ibu yang kesusahan bawa banyak barang. Ibu itu ngebantu wanita muda yang kesusahan cari koin buat parkir. Wanita muda itu bantu laki-laki yang dompetnya jatuh. Sampe akhinya, ada pelayan café yang bahagia dapet tips lebih, dan inisiatif ngasih minum ke pekerja gorong-gorong. Ya, orang yang pertama memulai kebaikan itu.
“Love is So Strong. If you feel hopeless. Help Others”.

Komentar