#6 l SEMNAS l JD2014 l Jurnalisme Kursi Panas

Jurnalisme Kursi Panas

Terdapat garis pemisah yang jelas antara newsroom dan iklan. Kebijakan redaksi, kami diberi kesempatan kembangkan kebijakan sendiri. Ada pula jarak antara pemilik dengan news room. Pertarungan wacana di dalam news room sangat beragam. Para penentu berita turun atau tidak berasal dari banyak kalangan atau politik. Ada yg bersimpati pada PDI, PAN, Golkar, semua ada. Jika ada satu isu dikupas, ada 10 kepala member tanggapan dan arahan. Sehingga bagaimana membuat frame dari berita itu. Di ruang newsroom manapun, keterpengaruhan pemilik itu da. Bisa dikurangi dengan keberagaman newsroom. Apa yang terjadi di tvone, metro tv adaah keberagaman adalah jaminan keberagaman media. (Eddy Hidayat, Metro TV)

Independensi media merupakan isu krusial selama pemilu 2014. Independensi media merupakan syarat adanya independensi media. Iklan Sindo menunjukkan dengan sangat baik bagaimana WIN-HT. Iklan politik untuk kepentingan pemilik sindo dan RCTI sangat besar. Media cetak, bandingkan MI (surya paloh) dan Rakyat Merdeka (Dahlan Iskan) berpihak pada pemiliknya. Iklan TVone lebih banyak siarkan ARB dan Golkar. Trans secara umum tidak berpihak.
Selain news, ada advertorial. Di TV ONE berita tidak terlalu banyak. Tapi iklan sangat banyak ARB. TV ONE 15 spot per hari. Metro TV Surya Paloh 20 spot per hari. SCTV cenderung Jokowi. Keterseringan munculnya caleg atau parpol belum tentu menujukkan keberpihakan. Tergantung tone nya. Jokowi sering muncul tapi tone nya negative. Di Metro TV, Nasdem adalah paling banyak diberitakan dengan nada positif.
Independensi dengan impersialitas (keberimbangan) berbeda. Trik MNC TV adalah dengan memberitakan tone negative lawan. AJI paling direpotkan dengan pemilu. Sudah melawan korban, sekjen baru saja bersimpang jalan dengan vivanews. Iklan Jokowi disiarkan di vivanews terus semua dipecat. Usaha AJI menjaga sebagai organisasi.
Awal 2011 diminta Surya Paloh hidupkan Tabloid Prioritas. Berjalan satu-dua tahun. Terpaksa mundur karena diminta berubah jadi Nasdem Post. Putuskan mundur. Prioritas kembali dibredel oleh pemiliknya sendiri. Dari pimpinan sampai OB keluar. Dua pemegang saham mundur karena DI iklan tanpa disebut advertorial. Semua anggota AJI tidak boleh terlibat dalam politik praktis. Penyelenggara juga harus mundur. Salah satu, di aceh juga harus mundur. (Mustakim, AJI).

Fungsi media untuk pendidikan politik. Preferensi lebih kuat di dalam satu organisasi mempengaruhi ideologi. Media sebagai watchdog ada watchdognya juga. Kan ada KPI dan Bawaslu. Ruang Kontrol kami juga dikontrol pengontrol lain. Saling mengontrol kesalahan. Beberapa kali dipanggil KPI. Semacam media TV dewanya ya rating share. Kita ditegur karena rating turun. Naikan rating, munculkan Surya Paloh. Apakah lalu kami salah? Tidak. Karena dikehendaki pemilik untuk rating. Kami juga merupakan bagian dari industry televisi.
Independensi. Kejahatan paling utama surat kabar dan media masa adalah ngeblok. Tidak boleh muncul. Data tidak mencerminkan hal tersebut. TV ONE tidak mengeblok calon lain. Tone negative atau tone positif itu persepsi. Bagaimana metro tv jaga independensi. Media dikontrol KPI, adlaah masyarakat dan pengamat. 
Bagaimana bisa memisahkan kepentingan politik?  Selama 3 bulan, tidak bisa melihat editorial karena penulisnya jadi caleg. Jurnalis ingin bersentuhan dengan politik, silahkan, tapi tidak masuk newsroom.
Sugeng Sumarmoto, sudah tidak aktif karena jadi ketua DPW Nasdem Semarang. Ketika sudah masuk politik praktis, haram pengaruhi news room. Ada 5 orang selama 3 bulan tidak aktifkan lagi di news room supaya suci. Di dalam media panglima tertinggi adalah media redaksi. Redaktur. Banyak pengusaha tidak punya jiwa jurnalistik, tanam uang di media, hanya kuat tiga bulan. Ternak uang di pers maka akan segera selesai. Setia pada bisnis, dia adalah seorang jurnalis. (Eddy Hidayat, Metro TV)

AJI adalah jurnalis yang masih percaya bisa independen. Data terakhir anggota AJI 1800 jurnalis. Professional, independen, tidak terima suap. AJI, PWI, Pewarta foto. Semangat menciptakan jurnalisme professional. Masih ada harapan ada jurnalis yang pilih ideologi dibanding pekerjaan. Ardi membela ayahnya. Sebelumnya, 3 redaktur vivanews sudah mundur. 
Konsekuensi ada kepentingan politik. Tidak terima kooptasi kemungkinan kehilangan pekerjaan. Resiko. Tidak ada satupun media pure professional. Tidak bisa dibedakan dari kepentingan ekonomi, politik pemiliknya. Misalnya stasiun tv sebut lumpur Lapindo, sedangkan TV ONE sebut lumpur Sidoarjo. Penyebab lumpur memang milik Lapindo. Analisa saling bantah ahli geologi soal kebocoran pengeboran atau gempa bantul. (Mustakim, AJI)

Wartawan umumnya aktivis, seniman, susah dimengerti. Kumal, bau, gondrong, ngga pernah mandi. Pertentangan ideology dengan bisnis. Wartawan kompas 1971 karena masuk wilayah bisnis. Jadi wartawan saat ini mulia, cerdas. IPK 3,2. Bahasa inggris 550. Jadi, kalangan jurnalis adalah cendekiawan yang akrab dengan filsafat. Masuk GDP akan belajar filsafat seperti room markis. Apa itu kebenaran. Bagaimana menyembunyikan kebenaran.

Harus menyarikan pertarungan. Padahal setting. Didalam real politik hal seperti itu juga ada. Kemampuan wartawan bagaimana merasakan mana yang substansi, tempelan dan lelucon. Elit politik dan pakar 70% lelucon. 10% substansi, 20% gimik. Kongkalikong goring isu. Sulit jadi jurnalis sekarang. Pertaruhkan idealism di tengah orang tidak cerdas. (Eddy Hidayat)

-Seminar Nasional-Jurnalisme Kursi Panas-Journalist Day 2014-

Komentar