Curug Pengantin : Perjuangan Mencapai Semburanmu~

Semakin addicted buat explore keindahan alam di Banyumas. Kemana aja yaa 22 tahun hahaa.
Yap, rute seru kali ini adalah Curug Pengantin.
Curug ini terletak di Desa Kalipagu, Kecamatan Baturraden.

Kita nebak-nebak, kenapa yaa dinamain pengantin?
Simpelnya karena ada sepasang curug.
Nggak simpelnya, kalo kata Dedi,
"Pantes dinamain Pengantin, karena perjuangan buat mencapainya berat kaya mau jadi pengantin"
*tiba-tiba dia merenung dan mungkin mikir-mikir buat nikah muda

Nah, ini dia rutenya ==>

Rute tracking Curug Pengantin - Start Desa Kalipagu, Baturraden


Let's see STARTing point. Kita masuk dari arah Purwokerto menuju Jalan Raya Baturraden. Sekitar 3 km dari gerbang Mandala, di kiri jalan (dekat kampus VII Stikes Kemenkes) akan ada gerbang 'Desa Wisata Ketenger. Kita masuk dan terus ikuti jalan menuju ke curug gede. Sesampainya di curug gede, kita ke utara (belok kanan). Atau sama kaya jalur tracking Pancuran 7 via kalipagu.




Sekitar 3 km kita akan sampai di desa Kalipagu. Nah, ini titik terakhir motor bisa dibawa. Setelahnya, kita harus melangkahkan kaki menuju curug. Pastikan kamu dalam keadaan fit (cukup tidur, cukup sarapan, cukup godain mbak warung). Perjalanan kali ini agak -lebih berat- dari yang sebelum-sebelumnya. Letak curug pun kita belum tau pasti. Informasi dari penduduk sekitar cuma 'Masuk hutan, ikuti jalan, tapi banyak persimpangan, pernah ada yang tersesat jadi lebih baik bawa pemandu'. Oke, statement terakhir itu cukup buat ambil keputusan memanggil HERO nya Kalipagu, tadaaaa namanya Mas Moro, guide yang akan nemenin kita menuju Curug Pengantin. Hmm, santai tapi pasti, berbekal bendo (banyumas : golok) untuk nebas semak-semak, Mas Moro pun mulai memandu kita. 



Photo by : Dedi

Semangat kita menggebu-gebu. Masih bisa ketawa-ketawa. Sampai kita tanya,
'Mas, berapa lama sampai sana?',
 tetap dengan tenang dan santainya sambil ngelus bendo kesayangannya, Mas Moro menjawab,
'Dua jam sampai'.
Tiga kata itu bikin kita saling lirik.
*maafkan aku teman-teman, aku ngga tau kalo bakal dua-jam-sampai-dua-jam-pula-balik

Baik kita mulai perjalanan ini. Setelah keluar dari Desa Kalipagu, kita akan melewati pipa PDAM yang hijau besar itu. Ikutin aja sampai ke tandon air. Naah, jembatan kuning di foto itu tepat di belakang tandon air.
Disini bedanya jalur ke pancuran 7 sama ke Curug Pengantin. Kalo ke Pancuran 7, kita ikuti aliran air. Tapi kalo ke Curug Pengantin, kita belok kiri masuk ke dalam semak-semak. Begini lah jalur awal ==>

Belok kiri dari tandon air, sejauh ini masih ceriaa :)
Photo by : Dedi

semangaat ! perkenalkan, ini pemandu kece kita, namanya Mas Moro. Perhatikan tangan kanannya, ada satu golok untuk memastikan delapan orang bocah yang dibawanya aman berangkat-pulang :). Perhatikan lagi ke bawah, just kolor dan sendal jepit. Tapi buat kita diusahakan yaa pakai celana panjang dan sendal anti slip (sendal gunung). Nanti akan tahu kenapa :)
Our guide : Mas Moro
Pemandangan selama menyusuri hutan sungguh luar biasa. Maklum, buatku pengalaman masuk hutan sungguhan kaya gini jarang banget. Apalagi d-u-a j-a-m. hehe

Tangga-tangga ini terbuat dari bambu muda.
Jalur ini dan susunan tangganya Mas Moro dan teman-teman yang buat.

View berikutnya, hutan bambu.
Unik, bambunya kaya pager.
Pager kemana yaa? hmm tenaang ada Mas Moro~

s-e-m-a-n-g-a-t
Selama perjalanan, kita disuguhi view berbeda-beda. Dari semak, hutan bambu, pakis, tanaman kayu dan sulur-sulurnya. Sungai-sungai kecil yang airnya seger banget. Sampai pemandangan di bibir tebing yang nyuguhin view jaaaauuh sampe ke Purwokerto. Tips selama perjalanan, be in a good mood, kaya Uu yang sepanjang perjalanan nyanyi~ Dia excited banget buat perjalanan alam macam ini.

Ridwan, selalu ati-ati banget sama kameranya.
Akhirnya aman, walaupun sendalnya yang jadi korban -putus sebelah-

Yes, kita sampai setengah perjalanan.
Umur emang ngga bisa bohong yaa, *colek yang lagi ngos-ngosan.

Oya, selama perjalanan, ada satu mantra yang ampuh banget buat kita tetep semangaaat.
Mantranya adalah..
"AYO, satu tanjakan lagi"
Begitu aja terus sejak setengah perjalanan.
Karena semakin deket, medan makin berat.
Tangga-tangga bambu udah ngga ada.
Lewati bibit tebing, nanjaknya lebih dan lebih.
Lihat dua benda imut yang nempel di kaki Dedi
Medan terkakhir menuju aliran curug,
licin banget dan setelah ini nyusuri sungai
Naaah, ini dia alasan kenapa harus pakai pakaian aman dan sendal anti slip.
Pakaian aman akan melindungi diri dari lintah dan semak belukar.
Congratulation, semua kebagian ketempelan makhluk hidup penghisap nan imut ini. 
Dedi : 2 ekor
uu, lani, siwi, riki, ridwan : 1 ekor
Mas nunu : 1 udah gemuk
Pur (bercelana pendek) : 5 ekor
Waah, puas banget sampai ke titik iniii, Di depan kita adalah Curug Pengantin :)
Setelah mendaki, menurun, menyeberang, melintasi, mengarungi, segala medan selama dua jam,
and this is it !
Kita sampaaaaaii 
Say hello buat Curug Pengantiin :)
Dari titik kita gelar terpal di atas batu di bawah sulur pepohonan ini, kita masih harus nyusurin sungai untuk bisa mendekat ke Curug Pengantin.
Semakin dekat, mulanya embun-embun tipis, makin dekaat, waaah udah jadi hujan dan kaya ember tumpah yang ngga ada abisnya. Seruuuu bangeeeet. Disembur sama jutaan kubik air yang menerpa bebatuan di bawahnyaa dari ketinggian 50 meter !

Kata Mas Moro, curug ini sebenernya sepasang. Makanya disebut pengantin.
Tapi tahun ini kayaknya aliran salah satu curugnya tersumbat dari atas atau kehalang (pohon mungkin). Jadilah yang mengalir deras adalah yang kanan. Dulu padahal bisa ngalir dua-duanya dan sama derasnya. waah, kebayang yaaaa kerennya.

Yap, beratnya medan memang kaya jadi pengantin. Ibarat jadi pengantin, tantangan sesungguhnya adalah perjalanan mencapai tujuan. *kurang bisa menghayati sajak ini, ngga ada yang dibayangin :p



Para petualang chaantiik :3
Siwi, Uu, Mas Nunu, Dedi, Mas Pur, Riki, Ridwan kita luar biasaah :)
Big thanks Dedi dan Ridwan untuk foto-fotonya dan perjuangan ambil fotonya.
Para lelaki yang sabar nungguin petualang cantiks inii
Mbak uu untuk kepelan nasi padatnya.
Emun buat minum dan jajannya.
Mas Moro atas kesediaannya memandu kita berangkat-pulang.

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Tetap menjaga kebersihan curug ini ya,, semoga nanti dapat dinikmati generasi mendatang

    BalasHapus
  3. Wow... Pingin liat.. tapi medannya itu lho..
    Moga2 ke depannya bisa dipermudah akses jalannya..

    BalasHapus
  4. Alhamduliah kemaren habis dari sini sampai kaki lecet lecet wkwkwkwk

    BalasHapus

Posting Komentar