Mindfulness dan Pecinta Narasi

Sebagai pecinta narasi, gandrungnya topik mindfulness belakangan ini, jadi oase tersendiri. Narasi mindfulness yang tersusun apik bisa menggugah. Bisa mendamaikan. Bisa sekedar menutrisi diri. Pilihan kata yang terangkai apik bisa ngena, terasa memahami kondisi. Contohnya yang lagi sering kuikutin narasi mindfulness dari Mas Adjie Santosoputro. Mindfulness practitioner ini lagi kuikutin terus di Instagram dan podcast Inspigo.

Narasi yang disusun bisa mewakili emosi atau batin kaya sedih, marah, kecewa, bahagia, tenang, senang. Bisa juga menyampaikan reaksi tubuh misalnya lelah, semangat, atay tergugah. Narasinya mempermudah tubuh mengenali sinyal-sinyal tubuh termasuk batin lagi baik-baik aja atau ngga.

Hmm, agak random tulisan kali ini. Yaa, sekedar sharing kecintaan sama kata, frasa dan narasi yang bisa ngefek ke pola pikir bahkan batin. Narasi-narasi mindfulness ini bikin penerimaan atas kondisi ngga apa-apa lagi ngga baik-baik aja. Mindfulness belum tentu sama rasa, narasi yang apiklah penentunya.

Salah satu cuplikan narasi yang aku suka dari Mas Adjie Santosoputro di Inspigo berjudul 'Mengelola Diri dengan Memperhatikan Tujuan' :

"Niat kita membantu seseorang, melayani seseorang, ada niat melayani dan membantu orang lain. Hal-hal di luar diri selalu berubah. Kalo kita terus mengaitkan diri dengan sesuatu di luar diri, rasanya sangat lelah, tidak produktif, akibatnya jadi tidak produktif. Ada hubungan timbal balik ketika kita membantu orang lain dan orang yang dibantu merasa tenang, akan terasa oleh batin sendiri."


Racikan konsep mindfulness dan narasi yang pas, itu candu banget. Pas itu buatku lugas, ngga kebanyakan metafora, pake kata-kata yang mudah. Ngga mudah menarasikan sebuah keresahan, mengenali emosinya, tau penyebabnya dan nemuin jalan keluarnya. Lebih bagusnya lagi, pake Bahasa Indonesia. Agak gatel pasti buat menyampaikan Mindfulness dalam istilah-istilah asing. Ternyata, bisa loh dan tetap kuat pesannya pakai Bahasa Indonesia.

Nih satu lagi bagian yang kusuka.
"Melihat produktif adalah sedikit kerja tapi berlimpah bahagianya. bukan terus sibuk banyak yang dilakukan. memangkas sesimpel mungkin hanya beberapa saja yang benar-benar penting terkait dengan niat kita."

Yap, ini catatan sekilas aja yang kurasain karena suka menikmati narasi apik dalam topik mindfulness. 😄

Komentar