*Ditulis dari materi yang diberikan Nezar Patria (Dewan Pers)
Sejarah Kebebasan Pers
Pers sebagai sumber informasi dan ruang berekspresi turut dikekang selama orde baru. Hanya satu radio yaitu RRI (milik pemerintah) yang diperbolehkan memproduksi berita. Media cetak yang memberitakan keburukan pemerintah, tinggal tunggu waktu untuk dibredel. Kebebasan pers dari
cengkeraman penguasa maupun partai politik era orde baru menjadi dambaan. Nezar menjelaskan di era
reformasi, penguasa mengendalikan kekebasan pers. Media dibuat takut
memberitakan politik dan keburukan penguasa dengan ancaman pembredelan atau
pencabutan Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP).
Satu-satunya
ruang untuk mengkritik pemerintah adalam kampus melalui aksi demonstrasi
menuntut ruang demokrasi. Saat itulah lahir gerakan pers mahasiswa dengan
pikiran yang kritis menjadi wadah kebebasan mimbar. Tulisan pers mahasiswa kala
itu sangat keras mengkritik pemerintah. Pers mahasiswa membuat jaringan se-Jawa
dan Bali untuk mengangkat isu yang tidak diberitakan media mainstream di tiap daerah. Gerakan pers mahasiswa ini turut
mendorong gerakan mahasiswa yang akhirnya melahirkan reformasi.
Reformasi
menandakan adanya kekebasan pers dengan munculnya Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun
1999. Hasilnya yaitu merombak satu hal yaitu menjamin hak penerbitan untuk
berekspresi dengan dibebaskannya SIUPP. Pasca itu, lahir musim semi media yang
ditandai naiknya jumlah media cetak hingga enam kali lipat selama tahun
2000-2002. Enam TV swasta bermunculan diantaranya TPI, RCTI, SCTV, dan lainnya.
Radio selain RRI pun kemudian dapat melakukan liputan dan mencari berita
sendiri.
Setelah
itu, memasuki musim gugur media pada tahun 2004. Media cetak
yang termasuk standar perusahaan Dewan Pers tersisa sekitar 400 media cetak. Terjadi
seleksi alam media cetak. Hanya media bermodal besar, distribusi luas dan
jaringan kuat yang mampu bertahan seperti Kompas dan Tempo. Sisanya merupakan
media ‘abal-abal’ yang memanfaatkan kekebasan pers untuk melakukan tindakan
yang mengarah pada penyimpangan seperti pemerasan kepada narasumber.
-Journalist Day 2014 - Forum Diskusi Nasional-
-Journalist Day 2014 - Forum Diskusi Nasional-
Komentar
Posting Komentar