Confucius, film garapan sutradara Mei Hu mengisahkan perjalanan seorang pemikir, guru, pemimpin, politikus yang mendedikasikan diri untuk pendidikan di negaranya. Film Confucius memberikan inspirasi, memberi pelajaran tentang pengorbanan, ketulusan, balas budi, politik, keluarga, nasionalisme, keseimbangan dalam hidup. Cerita dari perjalanan peorang pemikir besar yang membuat pendidikan ada saat ini. Nilai-nilai yang diajarkan mengkristal dalam hidup bangsa Cina.
Jujur waktu pinjem film ini, aku Cuma tertarik sama perbedaan film ini, disaat deretan film lain masih dikuasai Hollywood dengan segala film action, comedy, cinta, animasi. Film ini bertengger mengangkat dunia pemerintahan Cina kuno. Nggak heran kalau Negara Cina bisa sekuat itu. Memang sebelum Negara Cina berdiri, telah berdiri Negara-negara berdasarkan wilayah jajahan perang yang diperintah dengan baik dan kokoh.
Cara masing-masing Negara mengajarkan nilai-nilai pada rakyatnya, walaupun masih banyak terdapat penindasan dan perbudakan, tetapi ilmu pegetahuan sudah mulai berkembang dari mulai astronomi dengan mempelajari bintang dan gejala alam dalam menentukan arah yang sangat membantu dalam perang. Ilmu kesehatan dengan berkembangnya obat herbal dengan ramuan.
Confucius, seseorang yang berhasil mengembalikan tiga kota tanpa peperangan, menyelenggarakan pemerintahan berasas kesopanan, dengan nasionalisme tinggi dan sadar sepenuhnya hakikatya sebagai serang pria. kata-kata yang masih terkenang diantaraya
“Sikap tidak mendukung bisa jadi merupakan dukungan yang sesungguhnya”,
“Lelaki jika tidak bisa mengubah dunia, paling tidak harus bisa mengubah dirinya sendiri”,
“Lelaki harus menjada martabatnya sampai mati” ,
“Sebagai seorang pejabat, harus mementingkan kepentigan Negara diatas kepentingan sendiri”.
Pemikirannya yang berani mementang tetapi rasional dan menjujung tinggi kearifan yang telah ada. Conficius memulai kiprahnya di dunia politik , dan saat jabatan menteri dalam negeri diembannya dan Confucius berencana menghancurkan tiga tembok bangsawan yang menonjolkan elite kaum bangsawan, muncullah gejolak dan banyak orang ingin menyingkirkannya.
Belajar menjadi sederhana, belajar tidak rakus akan kekuasaan, belajar rendah hati, belajar menjadi orang jujur, pejuang, total kwpada tugasnya.. jadi inget sama bwara “tidak ada peran kecil di dunia ini.."
Komentar
Posting Komentar